7 Tahun Kuliah, Short Story of My College Life

Berat sekali rasanya meninggalkan kota singaraja, setelah hampir 7 tahun kuliah disana akhirnya harus berpamitan hari ini. Begitu banyak kenangan, begitu banyak harapan, begitu banyak rasa.

Saya masih ingat minggu-minggu pertama saya akan berangkat ke singaraja untuk memulai perkuliah tahun 2017, saya memiliki perasaan yang sama seperti saat ini saya rasakan, rasa tidak enak, rasa cemas dan beberapa perasaan negatif lainnya

Walaupun singaraja dengan kampung halaman saya hanya berjarak 2,5 jam perjalan menggunakan sepeda motor tetapi saya tidak ingin meninggalkan rumah, saya jarang menginap bahkan dirumah teman sekalipun sebelumnya, saya selalu tidur dirumah.

Tidak Betah

Ketika masa perkuliahan harus memaksa saya untuk meninggalkan rumah dan merantau ke singaraja, berbagai perasaan negatif itu datang dan saya paksakan untuk pergi ke singaraja dan tinggal disana

Awal kuliah, bulan-bulan pertama masa perkuliahan saya selalu pulang kampung setiap minggu, saya tidak betah tinggal dikos di rantuan, saya ingin pulang, tidur dirumah. Setiap kali akan balik dari rumah ke singaraja saya selalu gelisah, mengumpat diri sendiri kenapa saya harus pergi kesana untuk kuliah

Beberapa bulan berlalu, mulai semester 2 dan seterusnya saya mulai menikmatinya, memiliki teman baru, kegiatan baru, suasana baru dan tidak lupa crush baru juga. Tetapi yang paling utama adalah saya mendapatkan kebebasan baru yang sebelumnya tidak saya dapatkan dirumah, I am free to do anything I want here.

Jika dirumah saya selalu terbelenggu akan aturan orang tua, tidak bebas mengekpresikan diri, takut untuk pulang malam, tidak pernah berani merokok, tidak berani mabuk-mabukan dan sejenisnya, ya walupun itu negatif semua, tetapi saya menyukainya😅

Saya mulai menyukai kehidupan di rantuan, sampai pada akhirnya lebih menyukainya daripada di kampung saya sendiri, dimana sebelumnya saya selalu mencuri-curi waktu agar dapat pulkam, akhirnya berbalik 180 derajat menjadi mencuri-curi waktu dan membuat alasan agar saya tidak pulang kampung.

Saya membandingkan kehidupan di kampung yg penuh akan kesibukan yang tidak saya sukai, dibandingkan dengan di rantuan yang kesibukan bisa saya pilih sendiri, atau bisa juga memilih untuk tidak melakukan apapun dan bermalas-malasan.

Walaupun begitu dirantauan tidak hanya hal-hal negatif yang saya dapatkan, hal-hal positif pun banyak yang bisa saya pelajari disana. Dari mulai cara bertahan hidup dengan uang pas-pasan terutama awal-awal semester 1 dan 2.

Mie instan yang menemani malam saya, yg dibeli dengan uang recehan mengais2 di saku baju dan celana

Pengalaman yg kekal diingatan, pernah suatu hari di 2018 uang tersisa 50ribu untuk hidup seminggu di rantuan🫠 setiap hari makan mie instan. Mungkin karena pengalaman inilah yang memaksa saya memutar otak untuk menghasilkan penghasilan sendiri sambil kuliah

Akhir semester 2 penghasilan saya dari internet khususnya Adsense mulai banyak meningkat sehingga di semester 3 saya tidak lagi meminta uang untuk hidup di rantuan ke ortu kecuali untuk uang kos dan ukt saja, kemudian di semester 7 keatas saya sudah bisa hidup membiaya perkuliahan sendiri tanpa membebani ortu sama sekali dengan uang apapun, mungkin ini salah satu alasan kenapa ortu saya keep calm ketika saya lambat lulus sampai semester 13🤣

Penghasilan dari Adsense Juni 2018, kurang lebih 4 jutaan, lebih dari cukup untuk menghidupi diri sebulan di kos

Secara overall hidup di rantuan mengajarkan saya bagaimana hidup mandiri sendiri, dari apa-apa dalam kehidupan saya sebelumnya selalu ditentukan ortu, akhirnya secara perlahan saya tentukan sendiri, saya mengambil keputusan sendiri.

Choices come with responsibility. If I choose wrong, bad things happen; if I choose right, good things happen. So far, I’ve often chosen wrong, but I’m learning, I am more than happy that I can take my own life on my own term

Bidang Akademik, Alasan Awal Suka Ngoding

Someday in Semester 2 2018, PTI 17 Kelas C

Semester 1 khususnya ketika mata kuliah masih dipenuhi mata kuliah umum, saya seperti kebanyakan mahasiwa lainnya hanya berusaha untuk mengikuti perkuliahan secukupnya saja, tidak pintar tetapi tidak goblok juga.

Kemudian di semester 2 saya mendapat mata pelajaran pemrograman, yang diajar oleh Pak Adit dosen yang mengajari saya dasar-dasar pemrograman. Dari sinilah awal mula saya menyukai dunia pemrograman. Beliau mengajar dengan gaya santai, mudah dimengerti dan sangat cocok dengan gaya saya belajar.

Bahkan saya masih ingat tips beliau dalam belajar pemrograman, yaitu pakai metode ATM, Amati, Tiru, Modifikasi. Sampai saat ini metode ini masih saya gunakan ketika mengembangkan suatu program aplikasi pada sistem baru yang perlu saya pelajari & kuasai

Karena pertemuan awal sangat penting, bila pertama kali mendapat mata kuliah pemrograman, dosen yang mengajar tidak cocok kemungkinan saya tidak akan menyukai pemrograman dan tidak akan berusaha untuk belajar, sudah dipastikan saya tidak akan pernah bisa, apalagi khususnya skill pemrograman adalah salah satu skill yang perlu investasi pikiran penuh diawal sebelum skill ini enjoyable untuk dilakukan

Mendapatkan Apresiasi dalam Bidang Pemrograman di Kelas

Tugas Mata Kuliah Microcontroller, di Kos Srirama No 22

Semester 3 & 4 merupakan masa dimana saya semakin menyukai dunia pemrograman. Satu hal yang paling saya ingat dan banggakan adalah ketika mendapat mata kuliah Pemrograman Berbasis Object (PBO) yang diajar pak Wiguna

Tugas akhir disuruh untuk membuat sebuah project sistem CRUD berbasis Command Line menggunakan Bahasa pemrograman Java. yang dikerjakan oleh kelompok yang terdiri dari 3 orang, untuk kelompok saya sendiri, saya yang membuat semua programnya sendiri, karena kasihan pada teman kelompok, jadinya saya buatkan komentar di setiap baris kode program yang saya buat sehingga nantinya jika ditanya dosen bisa menjawab.

Ada beberapa teman dari kelompok lain meminta tugas pemrograman kelompok saya untuk dijadikan referensi, gobloknya dia malah lupa untuk mengedit source code yang saya berikan dan dosen dengan mudah mengetahuinya, pada akhirnya diapun ketahuan menyalin tugas saya dan dimarahi🤣

Pada mata pelajaran ini pula saya menjadi mahasiwa top dikelas dan diakhir mata kuliah saya dikasi hadiah pulpen dan gantungan kunci mobil dari dosen yang katanya dibeli dari Singapura, sebagai hadiah untuk mahasiswa yg paling menguasai matkul Pemrograman Berbasis Objek(PBO). Untuk hadiahnya masih saya simpan sampai saat ini untuk kenang-kenangan

KKN

Waktu KKN saya mendapatkan tempat di Desa Sibetan Karangasem, KKN dilakukan selama 1,5 bulan dimulai dari tanggal 24 Juni 2019 sampai dengan tgl 8 Agustus kalau saya tidak salah.

Karena hanya ada satu WC untuk 20an orang, maka biasanya saya dan teman2 harus mandi ke tempat pemandian umum di desa sibetan atau juga kadang minjam WC ke sodaranya gus wahyu di desa Bebandem untuk mandi dan kadang dikasi makan juga disana sama sodaranya, gaenak nolak😌

Untuk keluarga asuh dari kelompok kkn, dibagi lagi menjadi kelompok2 kecil yang terdiri dari 2 orang, saya mendapat kelompok bersama gusti ayu mahasiswa akuntasi undiksha. Untuk anak asuhnya saya lupa siapa namanya

Tidak banyak yang saya ingat di periode ini dalam masa perkuliahan saya, yg saya ingat hanya kadang setiap sore saya naik ke balkon tempat posko kkn untuk menikmati pemandangan sambil membawa laptop

Semangat Berlomba

Saya mulai mengikuti kegiatan perlombaan di kampus ketika semester 4 pada saat itu diajak bergabung dari group yang isinya mahasiwa PTI untuk ikut berlomba sistem IOT, karena saya hanya ikut nama saja, jadinya tugas saya hanya datang ikut memantau dan pulang, saya tidak tau apakah team kami menang atau didisqualifikasi.

Di semester 5 lah saya baru mulai serius mengikuti perlombaan ketika itu bulan Agustus 2019 ketika masih di tempat KKN, saya dipanggil dosen untuk ke kampus pada pagi hari, saya berangkat dari posko KKN saya yang berada di desa sibetan Karangasem ke Singaraja.

Di kampus saya di ajak untuk ikut lomba pemrograman pada event gemastik yang diadakan di Universitas Telkom Indonesia. Saya menyiapi untuk ikut, tidak hanya lomba pemrograman saja, saya juga mengikuti lomba pengembangan sistem Internet of Things (IOT) dengan kelompok yang terdiri dari 3 orang, yaitu saya, dedy dan yoga.

Gemastik 2019

Untuk lomba pemrograman terdiri dari 2 orang juga yaitu saya sendiri & yuda sahadewa, dibimbing oleh pak pascima. Babak penyisihan lomba ini dilakukan online sehingga seluruh team dari undiksha mengerjakannya di ruang lantai 2 Gedung C FTK.

Soal lomba pemrograman gemastik tidak ngotak, diberikan waktu 2 jam untuk mengerjakannya 10 soal pemrograman, seingat saya team kami hanya mampu mengerjakan 3 soal, dan akhirnya terdisqualifikasi

Semangat Ke Bandung

Walaupun gagal di lomba pemrograman, nyawa saya untuk berangkat ke bandung masih tersisa 1, artinya ada kesempatan untuk berangkat kesana jika saya berhasil membawa team IOT kami lolos ke Final

Untuk Lomba IOT kami membuat sistem penyiram tanaman otomatis menggunakan aurduino dengan nama Sicetar (Sistem Irigasi Cerdas & Pintar). Pada penyisisahan pertama team kami lolos, tetapi di penyisihan kedua kami harus mengelus dada karena team kami terdisqualifikasi dan akhirnya batal ke bandung😔

Goes To Surabaya

Di awal tahun 2020 saya diajak ikut lomba LKTI di surabaya tepatnya di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya oleh teman dari Matematika, Wia Rosita dan Luhde Kusuma.

Lomba membuat sebuah project yang bernama Sicetar juga (Siswa Cerdas dan Pintar)🤣 Sebuah web e-learning untuk siswa belajar materi matematika. Wia dan Luhde yang membuat laporan LKTI, sedangkan tugas saya adalah mengembangkan sistem webnya

Team kami lolos penyisihan tetapi produk sama sekali belum jadi akhirnya selama beberapa hari sebelum berangkat kami harus bergadang menyelesaikannya. Kami berangkat ke surabaya lewat jalur udara kalau tidak salah tanggal 7 maret 2020, lombanya diadakan pada tgl 8 dan penyerahan hadiah tanggal 9.

Saya ingat waktu itu, karena materi lomba kami belum selesai ketika sampai di surabaya maka kami harus mengerjakannya di salah satu warung kopi dengan background rel ketera api dekat dengan tempat kami menginap sampai dengan jam 2 pagi mengerjakan materi yang akan kami lombakan paginya jam 7

Team kami mendapatkan juara 2 pada saat itu, lucunya salah satu juri yang menilai merupakan teman dari dosen pemrograman yang saya ceritakan diawal yaitu pak adit dan saya disuruh untuk menitip salam ke beliau oleh juri tersebut

Covid Menyerang

Sepulang dari surabaya, saya juga mendapati bahwa lomba Software Development di Universitas Udayana yang saya ikuti lolos babak penyisihan 1. Pulang dari surabaya sore tanggal 9 maret dan karena delay baru menginjakan kaki di bali tengah malam.

Saya dijemput sepupu di bandara dan singgah di warung lalapan di ketewel, kira-kira jam 2 sampai dirumah gianyar. Diam sejenak, jam 4 pagi langsung gass otw balik ke singaraja lewat Kintamani untuk mengerjakan laporan lomba Software development yang harus di kumpul hari itu juga dengan kelompok yang terdiri dari 3 orang yaitu saya, supri dan dedy.

Kemudian seingat saya tanggal 14 maret ada pengumuman libur 2 minggu karena covid, pada saat itu saya sangat gembira , tetapi liburan ini malah menjadi 2 tahun lebih dan saya membencinya sampai saat ini, dan jika saya memiliki victim mentality, sudah saya pastikan saya akan menyalahkan covid akan apa yang terjadi pada hidup saya selanjutnya

2020 Kuliah Online

Banyak kegiatan di sisa 2020, dimulai dari lomba Software Development saya yang lolos ke tahap Final pada akhir bulan Mei, tetapi karena saat itu Covid, final dilaksanakan Online.

Lampu mati pas record video presentasi🤣

Judul dari karya yg kami lombakan adalah DewataShakti, sebuah aplikasi untuk mengetahui lokasi pura yang berada di Bali, dan menampilkan berbagai informasi tentang pura seperti sejarah, photo, tanggal odalan dan lain sebagainya. Kelompok kami dibimbing oleh Pak Putrama, tetapi sayang team kami kalah di final dan gagal menggaet juara

PKL & PPL

Pada bulan juli kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dan praktik pengalaman lapangan (PPL) dimulai

Untuk PKL saya mencari tempat bersama teman sekelas dedy darmawan, dimana kita mendapat tempat PKL di PT Aviana perusahaan distributor Pulsa di bali yang kantornya berada di Gedung MNC denpasar. Disana kami diberi tugas sebagai programmer, Tugas kami tidak banyak, hanya disuruh untuk membantu mengembangkan website aviana dan membantu-bantu tugas senior programmer disana

Untuk PPL saya memilih SMK Negeri 1 Gianyar sebagai tempat untuk melaksanakan PPL akhir, saya bersama teman-teman PTI lainnya yaitu Dedy, Teguh & Marta. Karena masih kondisi covid maka PPL dilakukan secara online, seluruh pelajaran dilakukan lewat Zoom atau Google Meet.

Karena PPL dan PKL bertepatan maka pada suatu waktu saya pernah mengajar siswa ketika sedang berada di kantor aviana.

Gotani

Setelah masa PPL dan PKL selesai saya diajak untuk ikut lomba LKTI lagi oleh ageng panji bersama dedy darmawan. topik dari lomba adalah tentang perntanian, kami mengembangkan Aplikasi bernama Gotani, aplikasi Portal tentang ilmu pertanian dan tempat untuk memudahkan Petani dalam memenuhi kebutuhan pertanian seperti pupuk, pestisida dan lainnya. Saya lupa Lombanya di universitas mana yg beralamat di Jawa Timur, yang pasti Team kami mendapatkan Juara 2

Road to Bandung 2.0

Keinginan untuk berangkat ke bandung semakin menjadi-jadi. Pada Gemastik 2020 saya membuat team untuk mengikuti perlombaan Business Plan dengan anggota 3 orang yaitu saya sendiri, dedy, ferdo kaban dan dibimbing oleh pak Lanang.

Ide Business yang kami kembangkan bernama Simple, sebuah aplikasi mobile yang memudahkan pengguna untuk membuat website tanpa perlu tau masalah teknikal seperti ngoding dan mendesign, Simple App is kind of Canva but for website.

Kami lolos di babak penyisihan dan akhirnya bisa melanjutkan ke babak Final.

Babak Final Gemastik biasanya diadakan offline di Kampus yang menyelenggarakannya, pada saat itu yang menyelenggarakan Gemastik adalah Universitas Telkom di Bandung.

Pada pengumuman Final, hati saya sudah sangat senang karena akhirnya saya akan menginjakan kaki pertama kalinya di tanah sunda ini tetapi seribu sayang, ternyata gara-gara Covid sialan Final harus diadakan Daring dan seketika semangat yang membara sebelumnya karena akan terbang ke Bandung lenyap seketika.

Walaupun begitu saya tetap senang, karena bisa mewakili satu-satunya Team business Undiksha yang lolos ke Final Gemastik. Walaupun di final kami kalah juga

Awal Semester 8

Awal-awal semester 8 saya juga sempat mengikuti Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI) dimana masing-masing kelompok berjumlah 4 orang, saya sebagai ketua mengajak beberapa teman untuk ikut, yaitu dedy darmawan, yogi suryana dan ahmad yogi.

Karya atau Ide startup yang kami buat bernama Loapkan, sebuah aplikasi untuk jiwa-jiwa kesepian yang ingin mencurahkan isi hati ke sesama manusia. Idenya mirip seperti Onlyfans tetapi tidak mengandung konten pornografi, dengan kata lain

Aplikasi loapkan bisa dikatan sebagai aplikasi chat berbayar, kita siapkan model, tentunya cowo/cewe yang berpenampilan menarik dan pandai berkomunikasi sebagai model. Siapapun nantinya bisa membayar model ini untuk berkomunikasi dengan mereka.

Kami lolos babak penyisihan awal, tetapi gagal di penyisihan akhir, jika saja berhasil di akhir maka ide kami akan dimodalkan kalau tidak salah sekitar 25 juta rupiah

Diawal semester ini juga saya mulai menyiapkan topik skripsi, topik utama yang ada dipikiran saya waktu itu adalah ingin mengembangkan image detector untuk menentukan jarak antara object manusia di sebuah gambar menggunakan YOLO Algorithm

Saya sudah dapat bimbingan dengan 2 dosen yang membidangi ilmu ini dan siap mengajukan judul ke Pembimbing Akademik tetapi seribu sayang saya malah terjerumus ke Dunia lain

Dirusak Crypto

2021 Awal ketika informasi tentang Investasi sedang buming2nya di media, orang-orang yang sebelumnya tidak tau tentang dunia investasi, saham, crypto dan lain2 mulai balajar akan hal itu, termasuk saya pribadi. Saya sudah tau mengenai crypto bahkan sejak 2014 lalu, tetapi itu hanya curiosity saja, tidak ada ide untuk mengumpulkannya ataupun menginvestasikannya

2021 Ide tentang Financial Freedom, Ide tentang Kaya Muda, Ide tentang memiliki uang Milyaran di Rekening meracuni pikiran saya. Saya orang yang suka baca buku khususnya buku2 tentang keuangan seperti “Rich dad Poor dad”, hal ini membuat saya semakin yakin untuk terjun ke dunia ini.

Saya awalnya membaca buku dengan judul “Anak Muda Miliarder Saham” karya Andika Sutoro Putra seorang Value Investor yang umurnya cukup muda. Karena tertarik membaca pengalaman penulis dari buku tersebut saya akhirnya belajar investasi di saham

Terjun Bebas ke Lingkaran Setan

Return dari saham sangatlah kecil, saham setahun naik 10% sudah dikatakan saham yang sangat bagus. Itu artinya jika saat itu saya ada modal 15juta maka setahun, dimasukan ke saham dengan return 10% annual maka kekayaan saya hanya bertambah 1.5juta saja, sungguh jauh dari kata sukses jika saya ingin kaya raya usia muda

Mata saya dibutakan ketamakan, saya tidak puas dengan hanya 1.5jt/tahun. Saya ingin lebih dari itu. Dari sebelumnya invest di saham dengan Fundamental bagus, ke saham gorengan yang bisa naik dengan nilai yang lebih fantastis tetapi begitu juga jika sahamnya anjlok

Saya rasa itu tidak cukup juga karena saya melihat instrument lain(crypto) yang jauh lebih ekstrim yang mempu melipat gandakan kekayaan saya dalam waktu singkat (Kaya raya usia muda)

Untuk lanjutan cerita crypto bisa baca di link dibawah

Walaupun saya berhasil mengumpulkan 1 Milyar pertama diusia 22 tahun (all because of luck) dari crypto. Malah membuat saya menjadi sangat serakah dan kadang sedikit sombong.

Saya ingat saat itu bertanya dengan seorang teman dengan gaya sedikit Flexing tentang barang apa yang bagus dibeli, karena kebanyakan uang yg saya miliki, tidak tau & bingung mau beli apa, semua yg saya inginkan sebelumnya sudah saya beli

Dalam sisi mental emosional saya selalu berpikir bagaimana cara mengkali-lipatkan jumlah ini sehingga setidaknya mencapai 10 milyar dalam waktu singkat agar saya bisa merdeka finansial atau Financial Freedom yang memiliki arti saya tidak perlu bekerja lagi seumur hidup untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. (Mental penjudi ingin cepat kaya dengan jangka waktu tidak ngotak)

Kaya Instan, Bisikan Setan

Tetapi apa boleh buat, karena ketamakan saya sendiri, saya menghanguskan semuanya hanya dalam kurun waktu beberapa bulan, semua hangus tidak bersisa.

Ya walaupun saya memulai semuanya hampir tanpa modal dan berakhir 0 juga tetapi perasaan menghilangkan uang 1 Milyar yang pernah saya dapatkan membuat mental dan emosi tidak stabil

Saya baru bisa berhenti dan melupakan dunia crypto ini di akhir 2022, perlu waktu untuk beradaptasi kembali ke kehidupan nyata setelah saya di humble-kan oleh nasib karena keserakahan dan ketololan saya

Dimasa ini juga berat badan saya membengkak, dari sebelumnya di sekitaran 75~80kg menjadi hampir menyentuh 100kg di tahun 2022

2023 Back to Skripsi

Saya sudah mengajukan judul skripsi sejak akhir 2022 tetapi baru bisa fokus mengerjakannya di awal tahun 2023. Alasan utama karena ketika melihat teman seangkatan yang sudah lulus, ada yang sudah bekerja, menikah dan lainnya saya merasa seperti Mahasiswa tertinggal

Walaupun perasaan sangat malas untuk mengerjakan skripsi menguasai diri saya saat itu tetapi saya tidak memiliki pilihan, usia saya tidak bisa diajak bercanda lagi, saya harus memaksakan diri untuk mengerjakannya.

Topik skripsi saya berjudul “Pengembangan Autentikasi Tanpa Password pada SSO Undiksha menggunakan Teknologi Fido2 Passkey” yang di Bimbing oleh Pak Edy dan Pak Jude

Skripsi ini saya selesaikan kurang lebih dalam waktu 1 tahunan, bukan karena skripsinya sulit tetapi kemalasan untuk mengerjakan skripsi yang sangat sulit untuk saya kalahkan

Walaupun begitu akhirnya saya bisa menyelesaikan ini semua, saya Ujian Proposal tanggal 20 Juni 2023 dan Ujian Skripsi 26 Januari 2024. Resmi Yudisium 15 Februari 2024 dan Wisuda tanggal 19 April 2024

The End

Pada akhirnya sampailah saya pada hari ini 20 April 2024 dimana saya harus meninggalkan kota ini, setelah saya nyaman, jauh lebih nyaman dari rumah sendiri, saya harus meninggalkannya. Ingin rasanya menetap di kota pendidikan yang tidak ada toko buku satu ini, tetapi apa buat saya sudah lulus dan tidak ada lagi alasan untuk tinggal disana.

Pagi ini sekiranya jam 10 (pada 13 agustus 2017, saya juga berangkat ke singaraja jam 10 pagi dari rumah hehe), saya berkemas-kemas dan berangkat pulang, tdk lupa pamitan dengan beberapa adik2 undiksha yg berada di kosan.

Berat kaki rasanya melangkah pulang, diperjalanan yang saya pikirkan betapa cepatnya 7 tahun berlalu, jika saja saya bisa mengulang waktu ke 2017, saya akan melakukannya lagi🙃

This city holds a special place in my heart. Perhaps someday I will return, or maybe not at all. But as the quote says, ‘Don’t be sad because it’s over, smile because it happened.’

Don’t forget to comment below👇


Posted

in

by

Comments

2 responses to “7 Tahun Kuliah, Short Story of My College Life”